Cerita Sebuah Potret
1.
Seperti cuaca di koran kota, ia tak
ingin menjadi potret. "Kabar belum berubah, ada yang terus menjerit di
perut saya." Ia mengelana; menyusuri potret buram dirinya.
2.
Di lain waktu potret pernah singgah
dalam tidurnya; Di sebuah potret ia suka bertandang di sana. "Kau
seperti rumah, meski luka, kau tak henti bercanda."
Cerita
Sebuah Telepon Genggam
Suatu malam banyak telpon
menginap dalam tidurnya.
"Siapa
ya?"
"Bukan siapa-siapa. Sekedar
perihmu. Saban malam tak henti menjerit rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar