1. SANG PENCERAH
SANG PENCERAH
Meski SANG PENCERAH tidak diloloskan Komite Seleksi Festival Film Indonesia, film yang mengangkat kisah kehidupan K.H. Ahmad Dahlan ini mendapat apresiasi bagus dari penonton. Sang sutradara, Hanung Bramantyo menyebut jumlah penontonnya mencapai angka 1,3 juta lebih. Setting film ini digarap maksimal dengan mempersiapkan busana dan rekayasa latar. Pujian datang dari berbagai kalangan. Hanung juga benar-benar serius dalam pemilihan karakter, pengarahan akting, dan atmosfer musik yang melatari.
2. 3 HATI 2 Dunia 1 Cinta
3 HATI 2 Dunia 1 Cinta
Film
produksi pertama PH Mizan ini digarap dengan detail. Naskah yang
diangkat dari dua novel karangan Ben Sohib yang berjudul Da Peci Code
dan Balada Rosid dan Delia. Merangkai realitas percintaan anak manusia
yang terhalang perbedaan agama. Di Indonesia, kejadian tersebut
sudah sering terjadi.
Mengangkat
tema realitas di masyarakat, film yang dirilis pada 1 Juli 2010
dengan disutradarai oleh Benni Setiawan mendapat sambutan hangat dari
masyarakat. Apalagi film yang dibintangi antara lain oleh Reza
Rahadian, Laura Basuki, dan Arumi Bachsin yang tayang pada masa libur
sekolah.
3. ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI)
ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI)
Selain
skenario yang bagus, pemilihan pemain juga menjadi penentu bagus
tidaknya sebuah film. Gabungan skenario dan pemain-pemain watak yang
handal inilah yang membuat film ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI) menjadi
film drama komedi satire Indonesia yang cantik. Beberapa nama seperti
Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, Deddy Mizwar, Tio Pakusadewo, dan Rina
Hasyim terkenal sebagai pemain watak yang mampu membawa peran dengan
baik.
Dirilis
pada 15 April 2010 yang disutradarai oleh Deddy Mizwar, film ini
memuat pesan kritik sosial. Film ini mencoba mengangkat potret nyata
yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dalam nominasi Festival
Film Indonesia 2010, ALANGKAH LUCUNYA (NEGERI INI) bersanding dengan
nominasi lainnya.
4. RUMAH DARA
RUMAH DARA
Dikepung
oleh film horor nan seksi, dunia perfilman Indonesia laksana
menggali kuburan bagi jumlah penonton. Sepanjang tahun 2010, banyak
insan film mengakui penurunan jumlah penonton di bioskop salah
satunya dikarenakan film horor dan seksi yang mendominasi. Kehadiran
film RUMAH DARA menjadi pendobrak bagi pemikiran tersebut. Film horor
murni bisa tampil bagus tanpa harus mengandalkan bagian tubuh wanita
seksi. RUMAH DARA disutradarai oleh Mo Brothers dan dibintangi oleh
Shareefa Daanish dan Julie Estelle sebagai tokoh utama.
Film RUMAH DARA berkisah mengenai sekelompok pemuda-pemudi yang
terjebak di rumah milik seorang pembunuh misterius yang bernama
'Dara'. Ketakutan dan mencekam terasa sekali saat menonton film ini.
Kualitas gambar patut diacungi jempol, apalagi untuk mendapatkan
darah, sang sutradara tidak menggunakan efek melainkan darah dari
binatang. Sebelum diputar di Indonesia, film ini telah dibawa
keliling dunia untuk beberapa festival. Dalam Independent Film
Awards, film ini menerima delapan nominasi.
Memenangkan
dua, Best Actress untuk Shareefa Daanish dan Best Supporting Actress
untuk Julie Estelle. Setelah itu RUMAH DARA lalu dirilis secara
serempak di seluruh Indonesia pada tanggal 21 Januari 2010, prestasi
lain dikantongi dengan terjualnya distribusi film ini ke Amerika
Utara dan Eropa oleh Overlook Entertainment.
5. HARI UNTUK AMANDA
HARI UNTUK AMANDA
Mencoba merambah layar lebar, group MNC Pictures menghadirkan HARI UNTUK AMANDA. Dirilis pada 7 Januari 2010 dengan disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, film drama ini sebenarnya memiliki cerita yang sederhana. Kisah tentang kebimbangan hati dalam menentukan jodoh, menjadi sentral cerita.
6. TANAH AIR BETA
TANAH AIR BETA
Kolaborasi
Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen dalam Alenia Pictures nyaris bisa
ditebak, selalu mengangkat tema humanis yang melibatkan anak-anak dan
keindahan landscape Indonesia. Dirilis pada 17 Juni 2010 dan
disutradarai Ari Sihasale film ini dibintangi antara lain oleh
Alexandra Gottardo, Lukman Sardi, Asrul Dahlan, dan lain-lain.
Tema
utama film ini adalah perpisahan Timor Timur dari Indonesia, yang
membuat banyak keluarga yang mendapatkan konflik internal antara tetap
berada di Indonesia, yakni di Kupang, atau memutuskan berpindah ke
Timor Timur. Mengambil setting asli di Kupang, seolah penonton diajak
'melongok' perbatasan yang selama ini jarang terekspos. Bagaimana
perjuangan seorang anak menemukan keluarganya yang enggan meninggalkan
Timor Timur. Kondisi pengungsian yang kurang layak, tak membuat
kecintaan pengungsi pada Indonesia. Karena itulah judul TANAH AIR BETA
sungguh sangat tepat, rasa nasionalisme yang memudar bangkit oleh
film ini.
7. MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK
MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK
MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK dirilis pada 10 Juni 2010. Butuh waktu hingga dua tahun untuk menyelesaikan produksi film ini. Disutradarai oleh Lola Amaria yang dibintangi antara lain oleh Lola Amaria dan Titi Sjuman, setting film ini lebih banyak di Hongkong. Mengangkat tema tentang suka duka TKW di Hongkong, MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK masuk sebagai salah satu nominasi film terbaik Festifal Film Indonesia 2010.
Meskipun
kurang berhasil secara jumlah, namun setiap penonton yang menikmati
film ini pasti merasa puas karena banyak hal baru yang mereka
dapatkan dalam film ini. Tangan dingin Yadi Sugandi, sebagai
sinematrografi, memaksimalkan gambar asli suasana Hongkong namun
tetap indah dipandang. Cerita tentang cinta, membuat film yang
sebenarnya membawa banyak pesan ini terasa ringan.
8. DARAH GARUDA
DARAH GARUDA
DARAH GARUDA atau MERAH PUTIH II (Internasional: Blood of Eagles) adalah film drama fiksi historis Indonesia yang dirilis tahun 2010 dan bagian kedua dari rangkaian film 'Trilogi Merdeka' yang merupakan trilogi film perjuangan pertama di Indonesia. Film ini disutradarai oleh Yadi Sugandi dan Conor Allyn. Film ini dibintangi antara lain oleh Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Aryo Bayu, Teuku Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, Rudy Wowor, Astri Nurdin, Alex Komang, dan Aldy Zulfikar.
Mengantongi
penghargaan Bali International Film Festival, Los Angeles Asian
Pacific Film Festival, Amsterdam Cinemasia Film Festival, Bandung
Film Festival, dan Bangkok World Film Festival, Darah Garuda justru
didiskualifikasi oleh Festival Film Indonesia. Meskipun ada beberapa
cerita yang kurang logis, namun film ini mampu membuat penonton
berdebar dengan efek-efek bagus ala film Hollywood. Kualitas suara film
yang membutuhkan modal Rp 10 milliar ini patut diacungi jempol.
9. METAMORFORBLUS
METAMORFORBLUS
Inilah film yang layak menyandang film dokumenter terbaik tahun 2010. Digarap selama dua tahun oleh Dosy Umar, film ini menitikberatkan pada aktivitas para Slanker, sebutan bagi para fans Slank, di Indonesia. Film berdurasi 98 menit itu menceritakan 3 orang Slanker dari 3 daerah yang berbeda. Karena tanpa rekayasa, film ini sangat mudah membuat penonton tersentuh. Kasih lintas generasi dan bangsa membuat Slank begitu manusiawi. Meskipun dengan gambar yang sederhana, kepolosan cerita menggugah penonton. Bagaimana Slanker memandang Slank. Bagaimana personil Slank memandang kehadiran Slanker. Lagu-lagu Slank menjadi kuat dan sarat makna dengan latar belakang cerita yang mendasari film ini.
Kritik pedas lewat seorang polisi yang juga Slanker, menjadikan film ini tidak ada ruang kosong dari awal. Bagaimana Lagu-lagu Slank mempengaruhi hidupnya, dedikasi dalam bertugas. Kisah lain adalah kisah bidadari penyelamat dari Jogja. Hampir hancur hidup seorang Slanker karena narkoba, surat tulisan tangan dari Bimbim Slank dan Bunda Iffet menyelamatkan hidupnya. Ayahnya, berusaha berterimakasih dengan menerobos jalan masuk konser untuk menemui Bimbim dan Bunda. Kisah terakhir adalah rombongan Slanker dari Kupang dalam mengurus passport untuk menyebrang ke Timor Leste tempat konser Slank. Meskipun sudah memisahkan diri, sambutan Slanker Timor Leste membuat pemisahan bangsa tak berarti.
10. I KNOW WHAT YOU DID ON FACEBOOK
I KNOW WHAT YOU DID ON FACEBOOK
I KNOW WHAT YOU DID ON FACEBOOK adalah film drama komedi yang disutradarai dan ditulis oleh Awi Suryadi, sutradara Claudia/Jasmine. Film yang dirilis tanggal 15 Juli 2010 ini menceritakan tentang kisah percintaan yang terjalin lewat situs jejaring sosial Facebook dan imbasnya yang terjadi di dunia nyata. Film ini dibintangi oleh Fanny Fabriana, Edo Borne, Imelda Therinne, Restu Sinaga, Agastia Kandau, dan memperkenalkan Kimi Jayanti sebagai salah satu pemain utama.
Tahun
2010 lebih banyak didominasi film horor seksi dan drama. Jadi,
ketika film komedi muncul mampu memberi nilai tambah. Tema yang
diangkat sangat populer di masyarakat, sehingga menarik perhatian.
Ditambah banyaknya kasus penipuan gara-gara Facebook. Kejelian
penulis skenario memilih tema ini patut dipuji. Mempersempit ruang
cerita dengan mengerucutkan bagaimana Facebook mempengaruhi hubungan
percintaan dan lelucon sepanjang film ini menjadikan film ini menarik
dan tidak membosankan.
sumber http://www.i-dus.com/2010/12/inilah-10-film-indonesia-terbaik-2010.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar