Pada
kenyataannya banyak orang yang tertarik menelaah pada dunia mahkluk
halus, barang kali mereka mendengar beberapa cerita atau membaca
tulisan atau dari buku-buku.
Bagi orang yang telah mencapai
ilmu sejati dalam kejawen atau mungkin yang sudah menguasai metafisika,
dunia mahkluk halus itu biasa adanya, bukannya omong kosong. Dibawah
ini digambarkan informasi dari dunia-dunia mereka versi kejawen,dimana (
lebih dari satu dunia ) paling tidak yang terjadi ditanah Jawa.
Banyak ahli kejawen mempunyai
pendapat yang sama bahwasanya di dalam dunia yang satu dan sama ini,
sebenarnya dihuni oleh tujuh macam alam kehidupan, termasuk alam yang
dihuni oleh manusia.
Di dunia ini memiliki tujuh
saluran kehidupan yang ditempati oleh bermacam-macam mahkluk.
Mahkluk-mahkluk dari tujuh alam tersebut, pada prinsipnya mereka
mengurusi alamnya masing-masing, aktivitas mereka tidak bercampur
setiap alam mempunyai urusannya masing-masing. Dari tujuh alam itu
hanyalah alamnya manusia yang mempunyai matahari dan penduduknya yang
terdiri dari manusia, binatang dan lain-lain mempunyai badan jasmani.
Penduduk dari 6 alam yang lain
mereka mempunyai badan dari cahaya (badan Cahya) atau yang secara
populer dikenal sebagai mahkluk halus – wong alus – mahkluk yang tidak
kelihatan.
Di 6 alam itu tidak ada hari
yang terang berderang karena tidak ada matahari. Keadaannya seperti
suasana malam yang cerah dibawah sinar bulan dan bintang-bintang yang
terang, maka itu tidak ada sinar yang menyilaukan seperti sinar
matahari atau bagaskoro (Jawa halus)
Konon Ada 2 macam mahkluk halus :
- Mahkluk halus asli yang memang dilahirkan – diciptakan sebagai mahkluk halus.
- Mahkluk halus yang berasal dari manusia yang telah meninggal. Seperti juga manusia ada yang baik dan jahat, ada yang pintar dan bodoh.
Mahkluk-mahkluk
halus yang asli mereka tinggal di dunianya masing-masing, mereka
mempunyai masyarakat maka itu ada mahkluk halus yang mempunyai kedudukan
tinggi seperti Raja-raja, Ratu-ratu, Menteri-menteri dll, sebaliknya
ada yang berpangkat rendah seperti prajurit, pegawai, pekerja dll.
Inilah kenyataannya yang bukan hanya merupakan ilusi atau bayangan semata, alam lain itu antara lain :
1. Merkayangan
1. Merkayangan
Kehidupan di saluran ini hampir sama seperti kehidupan di dunia manusia, kecuali tidak adanya sinar terang seperti matahari.
Dalam dunia merkayangan mereka
merokok, rokok yang sama seperti dunia manusia, membayar dengan uang
yang sama, memakai macam pakaian yang sama, ada banyak mobil yang
jenisnya sama di jalan-jalan, ada banyak pabrik-pabrik persis seperti
di dunia manusia. Yang mengherankan adalah, mereka itu memiliki
tehnologi yang lebih canggih dari manusia, kota-kotanya lebih modern
ada pencakar langt, pesawat-pesawat terbang yang ultra modern dll.
Ada juga hal-hal yang mistis di dunia Merkayangan ini, kadang-kadang bila perlu ada juga manusia yang diundang oleh mereka antara lain untuk: melaksanakan pertunjukkan wayang kulit, menghadiri upacara perkimpoian, bekerja di batik, rokok dan manusia-manusia yang telah melakukan pekerjaan di dunia tersebut, mereka itu dibayar dengan uang yang syah dan berlaku seperti mata uang di dunia ini.
Ada juga hal-hal yang mistis di dunia Merkayangan ini, kadang-kadang bila perlu ada juga manusia yang diundang oleh mereka antara lain untuk: melaksanakan pertunjukkan wayang kulit, menghadiri upacara perkimpoian, bekerja di batik, rokok dan manusia-manusia yang telah melakukan pekerjaan di dunia tersebut, mereka itu dibayar dengan uang yang syah dan berlaku seperti mata uang di dunia ini.
2. Jin-Siluman
Mahkluk halus ini konon suka tinggal didaerah yang ber air seperti di danau-danau, laut, samudera dll, masyarakat siluman diatur seperti masyarakat jaman kuno. Mereka mempunyai Raja, Ratu, Golongan Aristokrat, Pegawai-pegawai Kerajaan, pembantu-pembantu, budak-budak dll. Mereka bisa tinggal di Keraton-keraton, rumah-rumah bangsawan, rumah-rumah yang bergaya kuno dll.
Kalau orang pergi berkunjung ke
Solo-Yogyakarta atau jawa Tengah, orang akan mendengar cerita tentang
beberapa siluman antara lain: Kanjeng Ratu Kidul – Ratu Laut Selatan,
Ratu legendaris, berkuasa dan amat cantik, yang tinggal di istananya di
Laut Selatan, dengan pintu gerbangnya Parangkusumo. Parangkusumo ini
terkenal sebagai tempat pertemuan antara Panembahan Senopati dan
Kanjeng Ratu Kidul, dalam pertemuan itu, Kanjeng Ratu Kidul berjanji
untuk melindungi semua raja dan kerajaan Mataram.
Beliau mempunyai seorang patih
wanita yang setia dan sakti yaitu Nyai Roro Kidul, kerajaan laut
selatan ini terhampar di Pantai Selatan Pulau Jawa, di beberapa tempat
kerajaan ini mempunyai Adipati. Seperti layaknya disebuah negeri kuno
di kerajaan laut selatan ini juga ada berbagai upacara, ritual dll dan
mereka juga mempunyai angkatan perang yang kuat. Sarpo Bongso-Penguasa
Rawa Pening.
Sebuah danau besar yang
terletak di dekat kota Ambarawa antara Magelang dan Semarang. Sarpo
Bongso ini siluman asli, yang telah tinggal di telaga itu untuk waktu
yang lama bersama dengan penduduk golongan siluman. Sedangkan kanjeng
Ratu Kidul bukanlah asli siluman, beberapa abad yang lalu beliau adalah
seorang Gusti dikerajaan di Jawa, tetapi patihnya Nyai Roro Kidul
adalah siluman asli sejak beberapa ribu tahun yang lalu.
3. Kajiman
Mereka hidup dirumah-rumah kuno di dalam masyarakat yang bergaya aristokrat, hampir sama dengan bangsa siluman tetapi mereka itu tinggal di daerah-daerah pegunungan dan tempat-tempat yang berhawa panas. Orang biasanya menyebut merak Jim.
4. Demit
Bangsa ini bertempat tinggal
di daerah-daerah pegunungan yang hijau dan lebih sejuk hawanya,
rumah-rumah mereka bentuknya sederhana terbuat dari kayu dan bambu,
mereka itu seperti manusia hanya bentuk badannya lebih kecil.
Disamping masyarakat yang
sudah teratur seperti Merkayangan, Siluman, Kajiman, dan Demit masih
ada lagi dua menjelaskannya lebih detail, secara singkat kedua
masyarakat itu adalah untuk mereka yang jujur, suci dan bijak. Mahkluk
halus yang tidak sempurna.
Disamping tujuh macam alam
permanen tersebut, ada sebuah saluran yang terjepit, dimana roh-roh dari
manusia-manusia yang jahat menderita karena kesalahan yang telah
mereka perbuat pada masa lalu, ketika mereka hidup sebagai manusia.
Manusia yang salah itu pasti
menerima hukumaan untuk kesalahan yang dilakukannya, hukuman itu bisa
dijalani pada waktu dia masih hidup di dunia atau lebih jelek pada
waktu sesudah kehidupan (afterlife) diterima oleh orang-orang yang
sudah melakukan: fitnah, tidak jujur, prewangan (orang yang menyediakan
raganya untuk dijadikan medium oleh mahkluk halus), blackmagic,
guna-guna yang membuat orang lain menderita, sakit atau mati dll,
pengasihan supaya dikasihi oleh orang lain dengan cara-cara yang tidak
wajar, membunuh orang, dll perbuatan yang nista.
Memuja berhala untuk menjadi
kaya (pesugihan) yang dimaksud dengan berhala dalam kejawen bukanlah
patung-patung batu, tetapi adalah sembilan macam mahkluk halus yang
katanya, “suka menolong” manusia supaya menjadi kaya dengan kekayaan
meterial yang berlimpah.
Pemujaan terhadap kesembilan
mahkluk jahat itu merupakan kesalahan fatal, mereka itu bila dilihat
dengan mata biasa kelihatan seperti:
- Jaran Penoreh - kuda yang kepalanya menoleh kebelakang
- Srengara Nyarap - anjing menggigit
- Bulus Jimbung - bulus yang besar
- Kandang Bubrah - kandang yang rusak
- Umbel Molor - ingus yang menetes
- Kutuk Lamur - sebangsa ikan, penglihatannya tidak terang
- Gemak Melung - gemak, semacam burung yang berkicau
- Codot Ngising - kelelawar berak
- Bajul Putih - buaya putih.
Bagi
mereka yang telah melakukan kesalahan dengan jalan memuja atau
menggunakan “jasa-jasa baik“ berhala diatas, mereka tentu akan mendapat
hukuman sesudah “kematiannya“ badan dan jiwa mereka mendapat hukuman
persyaratan sangkan paraning dumadi (datang dari suci, di dunia ini
hidup suci dan kembali lagi ke suci)
Berbagai macam hukuman sesudah kehidupan
Ini merupakan hukuman yang
teramat berat, tidak ada penderitaan yang seberat ini, maka itu setiap
orang harus berusaha untuk menghindarinya.
Bagaimana caranya? mudah saja:
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan melakukan perbuatan yang
baik dan benar, berkelakuan baik, jujur, suka menolong, jangan menipu,
jangan mencuri, jangan membunuh, jangan menyiksa, jangan melakukan
hal-hal yang jelek dan nista.
Ada pepatah Jawa yang bunyinya
“Urip iku mung mampir ngombe“ artinya hidup didunia ini hanyalah untuk
mampir minum, itu artinya orang hidup didunia ini hanya dalam waktu
singkat maka itu berbuatlah yang pantas/”bener”.
sumber http://yasirmaster.blogspot.com/2008/11/dunia-mahluk-halus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar