Jumat, 12 November 2010

Sepasang Kekasih Nikah di Pengungsian Merapi

YOGYAKARTA (Pos Kota) – Berhari-hari mengungsi di tempat penampungan yang serba terbatas, korban Merapi banyak yang mengalami stres dan trauma berat. Sebanyak 27 orang di antaranya dimasukkan ke RS Jiwa.
Sejumlah pengungsi mengaku bosan tinggal di barak. Selain karena tak ada aktivitas berarti seperti hari-hari biasa,  membuat mereka sering melamun. “Jadi gampang menangis karena terus ingat keluarga yang meninggal kena wedhus gembel,” kata Surti, warga Dukun, Cangkringan, Sleman.
Menurut Kepala BPBD Jawa Tengah, Priyantono Djarot Nugroho, 27 pengungsi  dirujuk ke RS Jiwa Soeroyo, Kota Magelang. “Mereka mengalami tekanan psikis selama Merapi meletus mulai dari kehilangan anggota keluarga hingga hartanya,” katanya.
MENIKAH DI PENGUNGSIAN
Sementara itu sepasang kekasih, Angga Kurniawan, 20, dan Resika Kurniawati, 19, menikah di tempat pengungsian di Gedung Kyai Sepanjang, Kota Magelang. Mengenakan pakaian jawa, pasangan itu menjalankan akad nikah diiringi keharuan pengungsi.
Menurut Angga, sebelum Merapi erupsi, rencana pernikahan dilakukan pada 15 November. “Sekarang situasi serba repot tapi kami tetap menikah karena menikah itu kan ibadah,” kata Angga. “Orangtua dan kerabat semua menyetujui penikahan di tempat pengungsian ini.”
Selama dalam pengungsian, Angga menempati barak di Gedung Kyai Sepanjang sedangkan Resika di Badan Koordinasi Wilayah Kota Magelang.
TAK MENGUNGSI
Pemantauan Pos Kota, abu tebal menyelimuti Kel. Wonolilo, Magelang, Jateng, tapi ratusan warga enggan mengungsi bahkan beraktivitas seperti biasa. Perkampungan itu hanya berjarak 9 Km dari Merapi. Desa Wonolilo terletak di antara Gunung Merapi dan Merbabu.
Transportasi ke daerah itu sulit, warga kebanyakan menggunakan motor atau berjalan kaki. Sungai Belan sedalam 500 meter dengan lebar 700 meter berada di antara kedua gunung tersebut.  Parjio, 50, mengakui tim evakuasi sudah berkali-kali mengajak mengungsi. “Kami dilindungi Sungai Belan yang bakal menampung lahar Merapi,” katanya.
Wakil Bupati Magelang, Zaenal Arifin, mengatakan Pemkab Magelang akan memberi surat pernyataan penolakan yang dilakukan oleh warga. “Jika sulit diungsikan, Pemkab akn memberikan surat pernyataan tentang penolakan warga,” ujarnya.
(anis/aby/tri/yp/ird)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar