Untuk urusan masturbasi, tentunya Anda
tak membutuhkan pendapat pakar mengenai nikmatnya praktik yang satu ini.
Jika masih dalam batas kewajaran, masturbasi bisa bermanfaat sebagai
obat insomnia dan stres yang ampuh dan natural.
Tapi, benarkah masturbasi sepenuhnya aman dan normal? Apakah masturbasi bisa memicu disfungsi seksual?
Tapi, benarkah masturbasi sepenuhnya aman dan normal? Apakah masturbasi bisa memicu disfungsi seksual?
Anda berhak tahu mengenai fakta
masturbasi yang banyak dibicarakan ahli. Berikut paparannya yang
diungkapkan melalui situs askmen.com
1. Tak
Ada Istilah ‘Abnormal’
Sebagian pria beranggapan bahwa masturbasi adalah satu hal yang abnormal. Namun para ahli masih kesulitan menentukan batasan normal dan abnormal jika dikaitkan dengan proses masturbasi, variasi, teknik dan frekuensi.
Sebagian pria beranggapan bahwa masturbasi adalah satu hal yang abnormal. Namun para ahli masih kesulitan menentukan batasan normal dan abnormal jika dikaitkan dengan proses masturbasi, variasi, teknik dan frekuensi.
Martha Cornog penulis The Big Book of
Masturbation menyatakan bahwa setiap pria memiliki cara tersendiri
untuk bermasturbasi, entah menggunakan tangan, atau dengan seks
sekalipun.
2. Tidak
Sepenuhnya Aman
Meski masturbasi minim risiko penularan penyakit seksual jika dibandingkan dengan aktivitas seksual bersama pasangan, tapi masturbasi tidak sepenuhnya aman. Ada beberapa risiko yang mungkin disebabkan masturbasi:
Meski masturbasi minim risiko penularan penyakit seksual jika dibandingkan dengan aktivitas seksual bersama pasangan, tapi masturbasi tidak sepenuhnya aman. Ada beberapa risiko yang mungkin disebabkan masturbasi:
* Aktivitas masturbasi dengan frekuensi tinggi bisa
menyebabkan iritasi kulit pada Mr Dick.
* Masturbasi yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan tidak berhati-hati bisa menyebabkan penile fracture (terjadi jika ereksi Mr Dick terbentur dengan benda keras)
* Gesekan dengan benda-benda keras berisiko menyebabkan trauma pada uretra.
* Masturbasi yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan tidak berhati-hati bisa menyebabkan penile fracture (terjadi jika ereksi Mr Dick terbentur dengan benda keras)
* Gesekan dengan benda-benda keras berisiko menyebabkan trauma pada uretra.
3.
Memperbaiki Kehidupan Seksual atau Justru Menghancurkannya?
Untuk alasan tertentu masturbasi membawa dampak positif bagi kehidupan seksual bersama pasangan. Dengan bermasturbasi seorang pria dapat mempelajari dan mengeksplorasi G-Spot dan berlatih mengontrol kemampuan ejakulasi.
Untuk alasan tertentu masturbasi membawa dampak positif bagi kehidupan seksual bersama pasangan. Dengan bermasturbasi seorang pria dapat mempelajari dan mengeksplorasi G-Spot dan berlatih mengontrol kemampuan ejakulasi.
Bahkan masturbasi bisa menjadi solusi sementara, ketika
hubungan seksual bersama pasangan tidak mungkin dilakukan karena sakit,
proses kelahiran atau bahkan ketika pasangan sedang tidak menginginkan
hubungan seksual.
Tetapi dampak negatif yang mungkin
ditimbulkan adalah hilangnya ketertarikan untuk melakukan hubungan
seksual bersama pasangan. Meskipun demikian, Anda tak perlu khawatir,
para ahli menegaskan jika hubungan Anda bersama pasangan baik-baik saja
maka masturbasi tidak akan mengganggu kehidupan seksual Anda.
4.
Masturbasi dengan Cara Tertentu Memicu Disfungsi Seksual
Para ahli memberi peringatan bagi pria yang terbiasa melakukan masturbasi dengan frekuensi gesekan yang sangat cepat, dan tidak mungkin jika dilakukan bersama pasangan, karena hal itu dapat memicu permasalahan ejakulasi.
Para ahli memberi peringatan bagi pria yang terbiasa melakukan masturbasi dengan frekuensi gesekan yang sangat cepat, dan tidak mungkin jika dilakukan bersama pasangan, karena hal itu dapat memicu permasalahan ejakulasi.
Pria dengan pola masturbasi seperti itu
dapat mengalami kesulitan ejakulasi jika melakukan aktivitas bersama
pasangan, karenanya cobalah untuk melakukan masturbasi sewajarnya.
Capailah orgasme dan ejakulasi dengan cara-cara yang memungkinkan bisa dilakukan dengan hubungan seksual bersama pasangan (stimulasi organ seksual, oral, maupun tangan pasangan).
Capailah orgasme dan ejakulasi dengan cara-cara yang memungkinkan bisa dilakukan dengan hubungan seksual bersama pasangan (stimulasi organ seksual, oral, maupun tangan pasangan).
5. Tidak
Terbukti Meningkatkan Risiko Kanker Prostat.
Hubungan antara masturbasi dan kanker prostat memang belum jelas. Sebuah studi di Australia pada 2003 (BJU International) mengemukakan bahwa ejakulasi pada usia muda akan mengurangi risiko kanker prostat. Namun hasil studi yang dipublikasikan The Journal Of The American Medical Association pada 2004 menyatakan bahwa frekuensi ejakulasi (termasuk hubungan seksual maupun masturbasi) tidak ada hubungannya dengan risiko kanker prostat.
Hubungan antara masturbasi dan kanker prostat memang belum jelas. Sebuah studi di Australia pada 2003 (BJU International) mengemukakan bahwa ejakulasi pada usia muda akan mengurangi risiko kanker prostat. Namun hasil studi yang dipublikasikan The Journal Of The American Medical Association pada 2004 menyatakan bahwa frekuensi ejakulasi (termasuk hubungan seksual maupun masturbasi) tidak ada hubungannya dengan risiko kanker prostat.
Tapi berdasarkan hasil studi yang
dipublikasikan BJU International pada Januari 2009 menyatakan bahwa
frekuensi masturbasi pada pria muda (20–30 tahun) dapat meningkatkan
risiko kanker prostat, namun sebaliknya bagi pria berumur 50 tahun ke
atas.
Sementara hubungan seksual bersama
pasangan, tidak akan menimbulkan efek pada risiko kanker. Teorinya
bahwa pada pria berusia 50 tahun ke atas, masturbasi bermanfaat untuk
membantu mengeluarkan cairan prostat yang kemungkinan besar mengandung
sel kanker.
sumber:
http://jekethek.blogspot.com/2009/12/inilah-5-fakta-masturbasi-yang-wajib.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar