Remaja bicara seks? Ini bukan
sesuatu yang baru lagi. Tetapi sumber informasi seks yang benar memang
masih belum banyak diketahui, atau kalaupun ada, remaja masih kesulitan
untuk mengaksesnya. Sehingga yang banyak beredar adalah
informasi-informasi yang tidak tepat tentang kesehatan reproduksi dan
seksualitas remaja.
Banyak sekali
mitos-mitos yang masih dipercaya, yang bisa jadi membawa remaja makin
jauh dari jangkauan informasi yang benar tentang seksualitas dan
kesehatan reproduksi, termasuk aktivitas seksual yang sudah dijalani
oleh sebagian remaja. Bisik-bisik diantara remaja soal lutut yang
kopong dan cara jalan yang bisa menggambarkan status keperawanan, sudah
sering kita dengar. Semua itu kok bisa ya dipercaya oleh remaja kita?
Berikut ini adalah
sebagian mitos-mitos seksualitas yang banyak beredar di sekitar remaja
kita hasil dari inventarisasi lembaga KISARA (Kita Sayang Remaja) dan
mungkin juga menjadi pendapat kita selama ini:
1.Berhubungan
seks dengan pacar merupakan bukti cinta.
Faktanya,
berhubungan seks bukan cara untuk menunjukan kasih sayang pada saat
masih pacaran, melainkan karena disebabkan adanya dorongan seksual yang
tidak terkontrol dan keinginan untuk mencoba-coba. Rasa sayang kita
dengan pacar bisa ditunjukkan dengan cara lain.
2.Hubungan seks
pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina.
Faktanya, tidak
selalu hubungan seks yang pertama kali itu keliahatan berdarah. Apabila
komunikasi seksual terjalin dengan baik dan hubungan seksual dilakukan
dalam keadaan siap dan disertai foreplay yang cukup bisa tidak
memunculkan adanya perdarahan.
3.Loncat-loncat
setelah berhubungan seks tidak akan menyebabkan kehamilan.
Faktanya, ketika
spermatozoa sudah memasuki vagina, maka spermatozoa akan mencari sel
telur yang telah matang untuk dibuahi. Loncat-loncat tidak akan
mengeluarkan spermatozoa. Jadi, tetap ada kemungkinan untuk terjadinya
pembuahan atau kehamilan.
4.Selaput dara
yang robek berarti sudah pernah melakukan hubungan seksual atau tidak
perawan lagi.
Faktanya tidak
selalu demikian. Selaput dara merupakan selaput kulit yang tipis yang
dapat meregang dan robek karena beberapa hal. Selain karena melakukan
hubungan seks, selaput dara juga bisa robek karena melakukan olah raga
tertentu seperti naik sepeda dan berkuda. Karena itu, robeknya selaput
dara belum tentu karena hubungan seks, malah ada juga perempuan yang
sudah menikah dan berhubungan seks berkali-kali tapi selaput daranya
masih utuh dan tidak koyak karena selaput daranya elastis.
5.Dorongan
seksual laki-laki lebih besar daripada perempuan.
Faktanya, dorongan
seksual merupakan hal yang alamiah muncul pada setiap individu pada
umumnya dimulai saat ia menginjak masa pubertas (karena mulai
berfungsinya hormon seksual). Dan ini sangat wajar dan seimbang baik
pada laki-laki maupun perempuan. Faktor yang mempengaruhi dorongan
seksual antara lain kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman
seksual.
Dorongan seksual
perempuan sering disebut-sebut lebih kecil dari laki-laki kerena
lingkungan menganggap perempuan yang mengekspresikan dorongan
seksualnya adalah perempuan yang “nakal atau kurang baik” , sementara
laki-laki tidak pernah dipermasalahkan.
6.Perempuan
yang berdada besar dorongan seksualnya besar.
Faktanya tidak
seperti itu. Secara medis, tidak ada hubungan langsung antara ukuran
payudara dengan dorongan seksual seseorang. Dorongan seksual itu
ditentukan oleh kepribadian, pola sosialisasi, dan pengalaman seksual
(melihat, mendengar, atau merasakan suatu rangsangan seksual).
7.Sering
masturbasi bisa membuat mandul.
Faktanya, secara
medis masturbasi tidak menggangu kesehatan fisik selama dilakukan
secara aman (tidak sampai menimbulkan luka atau lecet). Resiko fisik
biasanya berupa kelelahan. Pengaruh masturbasi biasanya bersifat
psikologis, seperti perasaan bersalah, berdosa dan kadarnya
berbeda-beda bagi setiap orang.
Kemandulan justru
biasanya akibat dari IMS (infeksi menular seksual) atau penyakit
lainnya seperti kanker atau karena sebab fisik lainnya misalnya
kualitas sperma yang kurang baik.
8.Minuman
bersoda akan dapat mempercepat selesainya menstruasi.
Faktanya,
menstruasi adalah proses pendarahan yang disebabkan luruhnya dinding
rahim sebagai akibat tidak adanya pembuahan. Sakit tidaknya atau lancar
tidaknya menstruasi seseorang selain dipengaruhi oleh hormon juga
dipengaruhi faktor psikis, bukan karena minum minuman bersoda.
Mitos-mitos
tersebut ternyata memang sudah hidup subur di masyarakat. Pengaruh
mitos-mitos tersebut masih sangat kuat, bahkan juga di antara para
remaja yang justru lagi giat-giatnya mencari informasi tentang seks dan
kesehatan reproduksi. Banyak yang mempercayainya sehingga tidak jarang
kita temui kasus-kasus yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
bermula dari keyakinan dari mitos-mitos tersebut. Hal itu terjadi
karena tidak lengkapnya informasi tentang kesehatan reproduksi yang
bisa diakses oleh remaja, baik melalui lembaga formal seperti sekolah,
keluarga atau masyarakat pada umumnya.
Sekarang
tergantung kepada diri remajanya masing-masing, karena mereka yang akan
menjalaninya nanti. Apakah akan menelan mentah-mentah mitos tersebut
ataukah akan mencermatinya lebih lanjut guna memastikan kebenarannya.
Kalau kita masih terpengaruhi dengan mitos-mitos diatas, yang rugi ya
diri kita sendiri.
Dan bagi yang
sudah mengetahui fakta yang sebenarnya, silakanlah tetap yakin dengan
kebenarannya, jangan goyah. Bahkan cobalah ikut serta untuk
menginformasikan fakta-fakta ini ke rekan-rekan remaja yang lainnya
sehingga semakin banyak remaja yang mengerti dan makin bertanggung
jawab dengan segala perilaku dan pilihannya.
source:
http://benabda.wordpress.com/2010/04/24/8-mitos-seks-pada-remaja-kaum-muda/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar