Agar tidak salah pilih
pasangan, bekali diri Anda dengan tipe lelaki yang tidak layak untuk
dijadikan partner hidup abadi seperti berikut.
Pria yang
Menyakiti Anda
Semua orang pernah khilaf. Tapi bedakan
dengan pria ini, yang pernah menyakiti Anda, dan tidak benar-benar
menyesalinya.
Tipe ini jelas bukan
jaminan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dalam pernikahan
sangat dibutuhkan personal yang mengakui kesalahan dan kesamaan tujuan.
Pria Pengkhianat
“Sekali berselingkuh, selamanya ia
selingkuh”. Anda tidak terlalu percaya dengan hal ini. Tapi sebaiknya
jujur, bisakah Anda benar-benar memaafkan pria yang pernah menelikung
di belakang Anda? Dan percaya seutuhnya?
Jika tidak, sebaiknya
mundur sesaat. Pernikahan tanpa kepercayaan dan rasa memaafkan hanya
berujung pada masalah.
Pria “aku dulu”
Menikah merupakan kompromi dalam segala
hal, termasuk siap menjadi orang yang mengalah sesekali. Jika pria
Anda enggan mengalah, bahkan seringkali tidak mau, lebih baik evaluasi
lagi rencana naik pelaminan Anda.
Pria Muka Dua
Jangan senang jika pria Anda
menghasilkan banyak uang, tapi dengan cara culas, menipu, menjilat
atasan, atau korupsi. Tipe ini menunjukkan ia tidak bisa dipercaya.
Mungkin ia tidak melakukannya pada
Anda, tapi dia bisa melakukannya dengan drama. Tahukah Anda saat
seorang aktor handal sedang berganti peran di depan Anda? Hindari tipe
ini.
Pria Gila Kerja
Ambisius memang menarik. Tapi bekerja
60 jam seminggu itu gila. Anda bisa bayangkan waktu yang tersisa untuk
Anda dan keluarga. Kualitas pertemuan menjadi penting kala menikah, ini
harus menjadi pertimbangan sebelum Anda melangkah lebih jauh dengan si
workaholic ini.
Pria Pemalas
Kebalikan workaholic, pria ini
terlalu sering berada di rumah. Baiklah jika Anda telah sepakat bahwa
Anda yang menopang belanja rumah tangga, tapi sampai kapan Anda
bertahan melihat suami yang kerjanya bermalas-malasan? Hindari tipe ini.
Dia tidak bisa dijadikan tumpuan.
Pria Penghindar
Masalah
Jika pria ini tidak pernah ada saat
Anda kesulitan, selalu balik badan dan ringkih menanggapi masalah.
Tinggalkan. Dia tidak bisa menjadi partner yang kokoh membina rumah
tangga.
Pernikahan sarat dengan masalah dan
pengorbanan, karena itu sebait sumpahnya adalah “selalu bersama saat
susah dan senang”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar