Pria juga manusia; karena itu mereka pun bisa menangis saat
putus cinta. Tetapi siapa mengira, putus cinta ternyata lebih "memukul"
pria daripada wanita?
Anda mungkin tidak percaya (karena si dia tampaknya terlihat
cuek setelah putus hubungan dengan Anda), tetapi fakta tersebut
merupakan hasil penelitian dari Wake Forest University di North
Carolina. Dalam penelitian yang melibatkan 1.000 orang dewasa (tidak
menikah) berusia 18-23 tahun, terlihat bahwa hubungan yang tidak
bahagia lebih mempengaruhi pria daripada wanita. Hanya saja, pria
mengekspresikan kesedihannya dengan cara yang berbeda.
"Perempuan
mengekspresikan kesedihannya dengan depresi, sementaranya pria
mengekspresikannya dengan masalah-masalah substansi," ujar Simon.
Robin Simon, profesor bidang sosiologi dari universitas tersebut, juga mendapati bahwa pria mendapat keuntungan emosional yang lebih besar dari aspek-aspek positif hubungan cinta yang sedang berlangsung. Kurang lebih begini penjelasannya: bagi pria muda, pasangan mereka sering menjadi sumber utama curahan kasih sayang. Berbeda dengan perempuan, yang cenderung punya kedekatan dengan keluarga dan teman-temannya.
Robin Simon, profesor bidang sosiologi dari universitas tersebut, juga mendapati bahwa pria mendapat keuntungan emosional yang lebih besar dari aspek-aspek positif hubungan cinta yang sedang berlangsung. Kurang lebih begini penjelasannya: bagi pria muda, pasangan mereka sering menjadi sumber utama curahan kasih sayang. Berbeda dengan perempuan, yang cenderung punya kedekatan dengan keluarga dan teman-temannya.
Ketegangan dalam suatu hubungan sendiri sering dihubungkan
dengan kesehatan emosional yang rendah, karena hal itu mengancam
identitas dan penghargaan diri pria.
Kemudian, jika pria secara emosional lebih
dipengaruhi oleh kualitas hubungannya saat ini, perempuan lebih
dipengaruhi oleh kenyataan apakah mereka memiliki hubungan cinta atau
tidak. Tidak heran, perempuan lebih cenderung mengalami depresi ketika
hubungan itu berakhir, dan sebaliknya mendapat manfaat lebih hanya
dengan berada dalam suatu relationship.
Survei ini awalnya dilakukan untuk studi
jangka panjang mengenai kesehatan mental dan transisi ke kedewasaan.
Karena itu menurut Simon, masih banyak yang perlu dipelajari mengenai
hubungan antara pria dan wanita pada usia dewasa muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar