Menjelang peringatan hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember besok,, seorang pasien pengidap HIV/AIDS
menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Sanglah Denpasar, Selasa (30/11/2010). Korban yang merupakan seorang
pria berusia 47 tahun ini telah dirawat sejak tanggal 10 November lalu.
Korban yang sudah mencapai tahapan AIDS itu tewas karena kekebalan
tubuhnya sangat rendah dan rentan terserang berbagai penyakit.
Sebelum
meninggal, korban menderita demam tinggi dan suhu tubuhnya tidak turun
hingga ajal menjemputnya. Pria asal Buleleng ini langsung dibawa
keluarganya untuk dimakamkan di kampung halaman. Dalam beberapa tahun
terakhir, perkembangan kasus HIV/AIDS di Bali sangat memprihatinkan,
dan kini telah mencapai 7.000 orang pengidap virus ganas yang belum
ditemukan obatnya ini. Tempat asal korban meninggal, Kabupaten
Buleleng, merupakan wilayah demham kasus HIV/AIDS tertinggi kedua di
Bali setelah Denpasar. Saat ini tercatat 799 orang mengidap HIV/AIDS di
Buleleng, sementara di Denpasar mencapai 1.648 orang.
Tanggal
1 Desember ditetapkan sebagai Hari AIDS Sedunia. Konsep itu digagas
pada pertemuan menteri kesehatan sedunia yang membahas program
pencegahan AIDS pada 1988. Sejak saat itu, Hari AIDS mulai diperingati
oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di
seluruh dunia.
Spekulasi
tentang asal geografis HIV, tampaknya kita tidak mengetahui secara
pasti dari mana asalnya. Bagaimanapun juga virus tersebut bukan buatan
manusia. Virus terkadang dapat berkembang dari keadaan tidak berbahaya
menjadi berbahaya, hal itu juga bisa terjadi sebelum HIV tersebar
dengan cepat. Laporan UNDP, negara di Afrika yang paling parah
terserang AIDS adalah Zambia. Sebanyak 16,5 persen populasi penduduk
dewasanya terjangkit HIV.
Laporan
itu juga menyebutkan bahwa anak-anak yang dilahirkan di Zambia pada
1999 bisa berharap hidup hingga usia rata-rata 47,6 tahun.
Diprediksikan, 12 tahun kemudian, yaitu 2011 atau satu tahun lagi,
anak-anak yang dilahirkan di negara itu hanya bisa hidup hingga umur
rata-rata 32,7 tahun.
Disusul
negara Zimbabwe. Seperempat total penduduknya sudah terinfeksi HIV.
Data lain menyebutkan, kawasan selatan Sahara Afrika merupakan kawasan
dengan penderita AIDS terbanyak. Sekitar 30 persen penderita AIDS dunia
berasal dari kawasan itu dan tiga perempat kematian di dunia akibat
AIDS berasal dari kawasan itu.
Data
terbaru PBB, saat ini sekitar 40 juta manusia di dunia terjangkit
penyakit AIDS dan lebih dari 20 juta orang tewas akibat penyakit ini.
Diprediksikan, sekitar 5,2 juta orang penderita AIDS adalah anak-anak
dan setiap harinya 14.000 orang terinfeksi virus HIV. Bukti-bukti
menunjukkan bahwa kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan memiliki
korelasi dengan peningkatan jumlah keterjangkitan AIDS.
Data
menunjukkan bahwa 95 persen penderita AIDS berasal dari negara dunia
ketiga yang sebagian besar di antara mereka tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan pencegahan atau menjalani pengobatan akibat kemiskinan.
Sejak ditemukan pada 1981, HIV/AIDS sudah membunuh 20 juta jiwa dan
menginveksi 60 juta yang lain. Hasil penelitian Rapid Assesment &
Response (RAR) yang dilakukan di beberapa kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar, telah terjadi
pergeseran paradigma dalam penularan HIV/AIDS, khususnya di kalangan
remaja.
Semula
penularan HIV/AIDS didominasi oleh hubungan seksual, terutama sexual
behavior. Kemudian bergeser pada beberapa cara lain yang menyebabkan
HIV dapat menyebar ke populasi umum, di antaranya melalui transfusi
darah dan dari ibu dengan HIV positif kepada anaknya dalam kandungan
atau segera sesudah lahir. Pemakai narkoba dan obat-obat terlarang
terutama penggunaan jarum suntik.
Berdasarkan
laporan KPA Kalsel, sampai Maret 2010 jumlah kasus HIV mencapai 118,
dan AIDS 49 kasus/orang. Kabupaten Tanahbumbu merupakan wilayah
tertinggi kasus HIV yakni 43 kasus dan AIDS 3 kasus, disusul Banjarbaru
28 kasus HIV dan 10 kasus AIDS. Kota Banjarmasin 21 kasus HIV dan kasus
AIDS 18 kasus. Untuk kasus AIDS, Kota Banjarmasin menempati urutan
tertinggi, yakni 18 kasus. Yang patut diapresiasi karena tidak adanya
kasus HIV maupun AIDS adalah Kabupaten Tanahlaut dan Balangan.
Data
pada Dinas Kesehatan Kalsel (2009), secara nasional total penderita
AIDS di Kalsel berada di urutan 25 dari 33 provinsi. Saat ini jumlah
penderita HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 17.207 orang.
Konsep ABC
Dalam
upaya penanggulangan AIDS/HIV yang penyebarannya sangat cepat, konsep
ABC dianggap cukup efektif. A (abstinence atau pemantangan), artinya
adalah memilih untuk tidak melakukan kontak seksual, khususnya bila
belum menikah, karena kontak seksual sebelum nikah adalah zina dan
dilarang oleh agama.
Kemudian
memilih untuk setia dalam melakukan kontak seksual, hanya dengan satu
pasangan, dengan istri atau suami saja be faithful (saling percaya)
disingkat B. Dan C berarti condom use. Maksudnya, bagi mereka yang
belum menikah hendaklah melakukan pemantangan khususnya dalam hubungan
seks bebas.
Bagi
yang sudah menikah perlu ada rasa saling percaya dan tidak usah ragu
menggunakan kondom, karena kondom akan melindungi perempuan dari
penularan AIDS. Tentunya, bukan kemudian melegalkan seks bebas. Konsep
A berarti remaja yang belum menikah harus berani berpantang melakukan
hubungan seksual, apalagi yang tidak aman. Jika tidak bersedia
mengikuti konsep ABC, maka bersiaplah memasuki D atau death.
Selain konsep ABC, ada cara paling efektif untuk mengatasi epidemi HIV/AIDS,
yaitu melalui pendekatan dari segi agama dan budaya. Dibutuhkan peran
tokoh agama agar masyarakat tidak berani bersentuhan dengan penyebab
HIV/AIDS. Selain itu, peran aktif masyarakat sipil dan media makin
ditingkatkan.
Dengan
demikian, akan terwujud program pengendalian HIV/AIDS yang terpadu dan
komprehensif, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Sudah saatnya
pemerintah dan masyarakat bangun dari ‘mimpi panjang’ untuk membangun
kewaspadaan epidemi HIV/AIDS, jika tidak ingin terlambat.
sumber http://ruanghati.com/2010/12/01/saat-maut-menjemput-penderita-hiv-jelang-hari-aids-1-desember/
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus